Robot Tanpa Bahan Bakar

Secara sadar ataupun tidak, terkadang ketika kita memperlakukan seseorang secara istimewa dan mengandaikan ia sebagai raja dan ratu dalam hidupmu, kita sedang merakit bumerang bagi hidup kita sendiri. Memperlakukan seseorang dengan sangat berharga membuatmu lupa bahwa kamu juga berharga. Sangat berharga.

Jujur memang ketika kita memperlakukan seseorang dengan sangat berharga, walaupun kita ikhlas melakukannya dalam hati kita juga menuntut balasan yang walaupun tidak sama persis dengan apa yang kita lakukan kepada seseorang itu. Setidaknya hal yang kita berikan setimpal dengan apa yng kita terima.

Tetapi bagaimana jika apa yang kita berikan sangat tidak setimpal ? Haruskah kita pergi mencari seseorang yang dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan apa yang kita beri kepada mereka ? Sedangkan kita tidak pernah dan tidak akan pernah mampu untuk meminta balasan ? Dan mereka tidak pernah mengetahui permintaanmu ?

Terdekatmu tidak memperdulikanmu dan yang jauh memperdulikanmu dengan baik ! Haruskah kamu berpaling ? Apakah ini kita yang salah atau.....? Sudah ini memang kita yang salah !

Salah kita memperlakukan seseorang dengan baik, salah kita memperlakukan seseorang dengan hormat. Tanpa sadar bahwa kita juga berharga. Ah...mungkin kita memang robot yang mampu memberi tanpa perlu menerima. Robot yang selalu bekerja dan bekerja tanpa istirahat. Badan yang kuat yang tanpa perasaan. Tanpa perasaan perlu menerima.

Tidak apa apa. Kita memang sudah seharusnya bekerja dan memberi dengan jumlah banyak tanpa harus menerima. Apa yang dapat kita harapkan ? Toh hanya kita yang merasakannya. Seseorang tidak. Seseorang hanya mampu diam ketika kita mulai berontak. Jadi sebenarnya siapa yang robot ? Aku. Akulah yang robot. Robot tanpa bahan bakar.

Komentar